Dampak penyebaran agama dan pendidikan di Papua

1

 


( Seri diskusi tayang Februari 2022)


Guru-guru Sekolah Alternatif

Sumber gambar: dokumentasi google .


Agama dalam KBBI adalah ajaran, sistem yang mengatur tata cara (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan yang maha kuasa, Agama dari bahasa sansekerta yang artinya Keteraturan atau Kesinambungan, agama bertujuan untuk memberikan keteraturan dalam kehidupan sosial masyarakat. 

Penindasan adalah suatu penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau menggunakan orang. Marxisme menjelaskan bahwa terjadi ketika ada kepemilikan pribadi sehingga pola berpikir tentang kekayaan yang dimiliki oleh segelintir orang. Dalam perspektif Marx dibagi menjadi kelas penindas dan kelas tertindas.

 Bagaimana penerapan di Papua?

Agama masuk ke Papua sudah lama yang dibawah bangsa Eropa dan Timur tengah. Agama yang di bawah adalah agama samawi atau Wahyu. Agama yang di bawah oleh bangsa Eropa maupun Timur tengah masuk ke Papua dengan kepentingan politik, Agama dijadikan sebagai alat untuk mengeksploitasi sumber daya alam dan mensurvei kekayaan alam yang berlimpah untuk diambil oleh para pemodal atau kapitalis. Kapitalisme adalah paham yang menganut sistem ekonomi politik yang menghisap kelompok banyak dan atau kekuasaan terpusat hanya untuk segelintir orang. Kapitalis adalah orang yang memiliki uang.  Sistem kapitalisme dilindungi oleh tentara dan polisi, tujuannya untuk mengamankan suatu wilayah atau akumulasi modal.  Sehingga eksploitasi dapat berjalan dengan baik, sementara pemilik hak wilayah tidak ditaklukan dengan berbagai cara, jika berontak atau memberontak akan ditembak mati. 

Penyebaran agama yang ditunggai oleh kapitalisme menyebabkan anak muda kini atau milenial, banyak yang tidak mampu membedakan apa itu agama, apa itu Gereja, dan apa itu Tuhan. Penyebaran agama dan perluasan kesadaran yang tidak benar menyebabkan banyak kesadaran palsu. Tidak sedikit masyarakat yang menganggap Agama, Gereja dan Tuhan adalah sama,  meskipun jelas-jelas itu berbeda. Gereja hari ini dijadikan sebagai tempat mobilisasi masa untuk kepentingan kelompok pemodal dan elit-elit politik. Beragam manipulasi dan tercipta realitas penindasan terhadap umat yang kurang mampu. Gereja belum mampu menjawab persoalan rakyat. Agama tidak memberikan keteraturan hidup bagi masyarakat, justru konflik berkepanjangan. Agama seharusnya membahas tentang penindasan dan gereja wajib mewartakan tentang sistem penindasan dan bentuknya di Papua. Berkali-kali khotbah maupun program gereja tidak menjawab persoalan umat miskin. Justru pewarta mengabarkan konsep keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan setelah manusia meninggal. Hal ini membuat perlunya kritikan terhadap penyebaran agama. Indonesia memiliki 6 agama yang diakui yaitu Kristen protestan, Islam, Kristen Katolik, Hindu, Budha dan konghucu, dan penyebaran agama ini ada di Papua.  Mayoritasnya rakyat Papua beragama Kristen Katolik, Kristen dan Islam. Masyarakat lebih percaya pada kehidupan setelah meninggal karena itulah yang diwartakan setiap beribadah. 

Sehingga ketika umat mengalami pembunuhan, tabrak lari, pelanggaran HAM dikaitkan dengan rencana Tuhan. Jawaban sementara ini adalah proses menghambat dialektika berpikir masyarakat untuk bersatu dan menciptakan keteraturan nya sendiri. 

Terkadang berdoa hingga ada mujizat jelas bertentangan dengan ajaran Yesus Kristus tentang 'berdoa dan bekerja'. Rakyat harus mengambil keputusan bahwa Tuhan tidak akan kasih, jika tidak ada tindakan manusia yang tidak kolektif, semua harus bekerja sama dan merdeka ada pada kekuatan rakyat. Bila digambarkan agama yang disebarkan oleh penindas berupa bangunan yang megah. Dampaknya adalah pengurus rumah ibadah lebih suka membangun bangunan untuk beribadah dibandingkan dengan rumah bagi kaum miskin di jemaatnya. Rumah ibadahnya pun jauh dari hutan, udara, dan tanah sehingga para kapitalis mudah untuk merebutnya. Masyarakat adat Papua, telah memiliki agama dan ajarannya. Rumah adat sebagai gerejanya, dan cara menyembah Tuhan dengan menjaga alam, tanah, air, hutan dan udara.

Apakah agama menindas atau orang papua?

Agama sebagai alat kekuasaan untuk membentuk kesadaran masyarakat dan mobilisasi masa di Papua. Agama saat ini belum menyentuh basis kelas tertindas. Agama harus menjadi tempat keluh kesah jemaatnya. Tingkat kemiskinan, butuh, kematian dsb yang membuktikan bahwa agama yang kini tersebar belum mampu membuat manusia Papua.

Agama menjadi alat penindas untuk menanamkan kesadaran penindas. Konsep uang derma yang digunakan di beberapa wilayah adalah contoh keuntungan atau keuntungan dan dikelola untuk kebutuhan penyebaran agama, namun masyarakat tidak tahu kemana uangnya atau harta yang diberikan digunakan. Agama saat ini tidak digunakan untuk menguji orang Papua yang miskin. Perkembangan lainnya menyebabkan kondisi ketergantungan terhadap produk-produk kapitalisme, contohnya masih banyak anggota jemaat yang susah makan sehari-hari, atau kebutuhan pokok. 

Mengapa agama dijadikan tempat penyadaran yang luas?

Agama yang ada di Papua dijadikan sebagai tempat penyadaran luas tentang wisata. Peran agama atau harus mengacu pada pikiran masyarakat dan terbelenggu. Dampak dari memisahkan laki-laki dan perempuan agar tidak mengetahui masalahnya dan bersolidaritas bersama, maka agama harus mengkritisi itu dan membentuk budaya baru untuk melihat lebih pada sistem yang menindas. Pembatasan hak-hak perempuan dan kelompok minoritas lainnya harus melaporkan dalam rapat-rapat jemaat. Agama harus mendorong jemaatnya untuk memimpin kerja-kerja bersama untuk orang banyak seperti yang dilakukan Yesus Kristus, Muhammad SAW, Budha dsb

Alternatifnya

  • Kembali ke agama orang Papua yang dulu bukan yang sekarang agama dari Eropa dan Timur tengah.

  • Persekutuan agama di Papua harus berubah sistemnya dan harus memihak ke umat yang tertindas. Analisis kelas dalam gereja harus dilakukan

  • Penyadaran lintas generasi harus dilakukan dalam gereja.

  • Membutuhkan diskusi bersama pemuka agama dan penerus gereja supaya ada penyadaran dan kritik otokritik.



Sekolah!!


Gratis, Demokratis, dan Kritis


Notulensi: Mon Tenouye

Posting Komentar

1Komentar
Posting Komentar

#buttons=(Menerima!) #days=(20)

Blog kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda. Pelajari
Accept !
Ke Atas