"Banyak komoditas lokal Papua yang harus diteliti,dikembangkan dan diproteksi oleh kita sekalian, salah satunya adalah Pohon Massoi yang sangat potensial, mendongkrak ekonomi masyarakat dikawasan hutan, dan sekaligus sebagai upaya perlindungan kawasan hutan di pesisir Tanah Papua"
(Crew Green Papua,25/04/2017)
Oleh Cinta G
Massoi atau criptocaria massoia family lauraceae merupakan tumbuhan yang hidup di daerah tropis dan subtropis, hingga saat ini tumbuh dan berkembang secara alami di daerah Papua New Guinea dan Papua. Terdapat lebih dari 350 jenis dan tersebar diseluruh hutan papua dan Papua New Guinea, keberadaan massoi yang khas ini , maka disebut endemik papua. Jenis tumbuhan tersebut biasanya digunakan untuk tujuan medisinal seperti obat alami serta kegunaan etnobotani lainnya. [Bo Jesen website]
Gambar Kulit Massoi.doc GP |
Penelitian oleh Topul Rail dari Universitas Papua New Guinea mencatat keadaan iklim tumbuhnya tumbuhan ini pada hutan hujan yang memiliki ketinggian 400-1000 m diatas permukaan laut. Bau khasnya yang khas dan aromaterapi . Tumbuhan massoi sejauh ini yang digunakan sebagai penghasil minyak adalah kulit pohon tersebut, kemudian dilakukan penyulingan sederhana untuk memperoleh minyaknya, diperkirakan satu pohon massoi diperoleh 65 kg berat kering.
Minyak massoi merupakan jenis essensial oil atau minyak atsiri. Minyak atsiri berbeda dengan minyak nabati dan minyak mentah penghasil bahan bakar, perbedaaan itu terletak pada sifat dan gugus fungsi dari komponen senyawa penyusunnya.
Pengertian dari minyak atsiri sendiri adalah minyak yang mudah menguap pada encyclopedia of chemical tecnology menyebutkan bahwa minyak atsiri merupakan senyawa , yang pada umumnya berwujud cairan yang diperoleh dari bagian tumbuhan; akar, kulit, batang, daun, buah , biji, bunga, dengan cara penyulingan dengan uap. Meskipun dalam kenyataannya memperoleh minyak atsiri bisa dengan metode lain seperti ekstraksi , pemancingan dengan minyak, enzimati, dsb [sastrohamidjojo, 2014]
Adapula senyawa dengan sebutan minyak, yaitu minyak nabati , minyak hewani, dan minyak bumi atau sering disebut minyak mineral. Minyak nabati diperoleh dari tanaman namun kandungannya berupa trigeliserida. Jadi perbedaan antara minyak nabati dan atsiri terletak pada komponen penyusun meskipun berasal dari tanaman [sastrohamidjojo,2014]
Manfaat minyak atsiri digunakan sebagai bahan dasar farfum, bahan sintesis obat, bahan pemberi rasa pada makanan (masakan, junkfood) juga sebagai bahan kosmetik dsb. Perkembangan penelitian dibidang inovasi semakin berkembang sehingga kebutuhan akan bahan-bahan alami seperti minyak atsiri semakin diperlukan.
Tanpa terkecuali massoi, pohon massoi tumbuh secara alami di Papua, bahkan pada beberapa tempat di Papua dijadikan sebagai tanaman obat alami, juga sebagai bahan tanaman sakral, magis.
Hasil penelitian oleh Topul Rail dari Universitas Papua New Guinea menuliskan kandungan senyawa kimia minyak kulit massoi adalah C-10 massoi lacton, atau 5,6-dihidro-6-pentil-2H-piran-2-one , kadarnya sekitar 65-68 % dan C-12 massoi lacton , atau 5,6-dihidro-6heptil-2H-pyran-2-one , kadarnya sekitar 17-28 % , sedangkan pada minyak buah massoi terdapat benzil benzoat , kadarnya sekitar 68 %.
C-10 Lactone C-12 lactone |
Untuk mendeteksi komponen tersebut digunakan alat Gas Chromatography-Mass Pack (GC-MS) metode alat ini adalah memisahkan komponen senyawa berdasarkan perbedaan sifat kimia, kepolaran selanjutnya dapat ditentukan massa relative dari senyawa –senyawa tersebut. Alat ini samapi saat ini masih digunakan sebagai penentu senyawa kimia yang akurat ,dapat dipercaya dan sensivitasnya lebih baik dibanding Metode pemisahan konvesional lainnya.
Aplikasi penggunaan minyak massoi adalah sebagai bumbu penyedap makan, juga bahan sintesi obat saraf, dari senyawa lacton. Senyawa lacton secara alami jarang ditemukan pada tumbuhan lainnya , biasanya disintesis ditingkan laboratorium, namun alangkah baiknya jika tumbuhan seperti massoi dikembangkan sebagai obat alami, dan pemberi aroma terapi. Pengembangnya juga bisa sebagai bahan utama farfum , minyak aromatherapi serta manfaat lainnya. Penelitian terkait tumbuhan massoi belum dikembangkan secara merata sehingga informasi yang terkait kandungan juga manfaatnya belum luas.
diharapkan kedepannya melalui artikel ini dapat menjadi bahan diskusi dan rekomendasi peneltian, untuk tujuan kapada Mahasiswa, Akademisi dan Mayarakat.
Sekian.
Referensi:
http://www.bojensen.net/index.htm
Topul Rali, Ph.D., University of Papua New Guinea, School of Natural & Physical Sciences, P.O. Box 24, University NCD, Papua New Guinea, Phone +675-3267222, e-mail: rali.topul@upng.ac.pg.
Satrohamidjojo.H ., 2014, Kimia Minyak Atsiri , Gadjah Mada University Press, Yogyakarta